Sebenarnya masih dua tahun lagi. Tapi gue yakin dua tahun sangat singkat sampai kalian bahkan gak sadar bahwa tulisan ini sangat PAS untuk kalian.
Gue pernah bercerita tentang kegelisahan gue setiap menjelang ulang tahun-di bulan April.
Ini mulai terjadi kira-kira di usia yang ke-26 tahun.
So di usia 24 atau 25 tahun, kalian sebaiknya menikmati ulang tahun dengan sebaik-baiknya. 😅
Anyway apa saja sih yang berkecamuk di benak kalian saat menginjak tahun di mana usia kalian nanti 26 tahun?
Saat itu kalian akan mulai melihat sekeliling kalian, dan membandingkannnya dengan diri sendiri. Apa yang gak kalian miliki, apa yang gak ada di genggaman kalian.
Lalu kalian akan menyingkirkan segala hal negatif dan berpikir, "ahh gue masih 26 tahun. Masih banyak waktu."
Waktu berlalu, kalian mulai di usia rawan dan sensitif. 27-28 tahun adalah masa tersulit jika kenyataan gak sejalan dengan apa yang kalian impikan.
Kalian menengok ke kanan dan melihat apa saja yang kalian dapatkan, kemudian menoleh ke kiri dan menyadari betapa lebih banyak kehilangan sejauh ini.
Melepaskan, merelakan, mengikhlaskan, menjauhkan. Dan ini tentang banyak hal. Cita-cita, cinta, keluarga, harapan.
Segala yang hilang membuat kalian melihat ke belakang dan ingin mengulang masa lalu.
Kalian akan banyak merenung, menghabiskan banyak waktu untuk berandai-andai. Kemudian saat tersadar, kalian bersusah payah mencoba merancang masa depan baru. Demi mengurangi rasa bersalah di masa lalu. Mulai susah percaya dengan yang namanya ketulusan, lebih senang bergaul dan berbincang dengan diri sendiri.
Bagi yang telah menikah, sebagian akan mulai flashback ke masa singlenya. Berandai-andai bagaimana hidupnya bila ia gak memutuskan menikah di usia muda. Sedikit terlintas di benaknya apakah mungkin ia akan lebih bahagia daripada sekarang. Melihat cincin di jarinya dan dilema apakah ia dan pasangannya akan selamanya seperti sekarang. Apakah ia terlalu cepat menjadi dewasa?
Mungkin seharusnya kita lebih lama bermanja-manja dengan orangtua kita? Menghabiskan lebih banyak waktu di rumah masa kecil. Menikmati ocehan ibu yang sekarang tak lagi kita dengar.
Masa lalu memang hal yang paling enggan ditinggalkan dan dilupakan. Dan masa depan menjadi sedikit menakutkan untuk sekadar dibayangkan. Yang kalian bisa lakukan adalah menikmati apa yang ada sekarang, apa yang kalian miliki. Jika yang ada di genggaman kalian terasa menyakitkan, ya lepaskan!
Jika yang lain terlihat lebih menyilaukan, coba amati baik-baik. Siapa tahu ternyata itu hanya pantulan dari tempat lain, bukan sinarnya sendiri.
Mari lebih banyak bersyukur atas hikmah dari kehilangan di masa lalu. Berusaha lah untuk lebih banyak menerima kebahagiaan dengan hati dan tangan terbuka. Ayo memberikan yang terbaik untuk sekitar kita dan berharap memperoleh yang terbaik juga dari Tuhan.
Tuhan mempersiapkan suka dan duka yang seimbang untuk kita, karena Ia Sang Pencipta yang Maha Adil dan Bijaksana.
0 komentar:
Posting Komentar