Pernah gak sih kalian ngerasa di titik terendah hidup kalian?
Di mana kalian lagi-lagi terjatuh saat berusaha bangkit.
Gue gak ngerti kenapa hidup kadang seberat itu. Suatu waktu gue seperti berdiri di tepi jurang, siap untuk melompat. Selangkah lagi, dan semuanya selesai.
"Ah alangkah baiknya kalau setelah ini kehidupan benar-benar selesai."
"Ah alangkah baiknya kalau setelah ini kehidupan benar-benar selesai."
Lalu gue melihat ke sekeliling, entah mencari apa. Mungkin alasan untuk terus berjuang hidup. Dan ah akhirnya gue tahu kenapa ada yang namanya BERJUANG HIDUP. Bukan perjuangan melawan orang/manusia lain, bukan perang seperti itu. Tapi ternyata ini adalah perang melawan rasa lelah, terluka, sakit, rapuh, hancur, menyerah, putus asa, hampa. Perang melawan diri sendiri yang mulai melemah. Rasanya seperti ada di tengah padang pasir, dan lw terus berjalan sendirian. Seakan menunggu berpapasan dengan seseorang yg akan membantu melewatinya. Tapi itu jalanan yg tak berujung.
"Ah gue tersesat!"
"Ah gue tersesat!"
Saat gue mulai sadar dan kembali di kehidupan nyata, gue tahu ini yang disebut DEPRESI. Gue mencari solusi dari masalah yg gak benar-benar terlihat—tapi gue merasakannya dengan segenap jiwa raga.
Gue mencari di artikel-artikel, hal apa yg bisa menghentikan gue menuju tepi jurang itu lagi? Bagaimana caranya gue berbalik dari keadaan ini?
Ya, kalian butuh bantuan! Saat hal seperti ini terjadi, kalian harus segera mencari bantuan.
Karena jurang yg kelam dan tak berdasar itu berada tepat di depan kalian.
Karena jurang yg kelam dan tak berdasar itu berada tepat di depan kalian.
Temuilah siapa saja, jangan sendirian!
Pergi keluar kamar, hirup udara di luar sana.
Ayo kita cari penyelesaiannya, jangan memikirkannya seorang diri. Karena kalian butuh banyak solusi & pertimbangan, entah itu dari diri sendiri atau mungkin dari orang lain.
Pergi keluar kamar, hirup udara di luar sana.
Ayo kita cari penyelesaiannya, jangan memikirkannya seorang diri. Karena kalian butuh banyak solusi & pertimbangan, entah itu dari diri sendiri atau mungkin dari orang lain.
Cari alasan untuk menunda keinginan kita untuk bunuh diri. Misalnya; mau makan kue enak dulu besok, mau nonton konser, mau nonton bioskop, mau ketemu idola, dll.
Percayalah ketika kita berani untuk berpikir tentang bunuh diri, itu hanya keberanian sesaat yg bisa kita alihkan. KEBERANIAN untuk mati—yg sesaat— itu bukankah akan lebih baik jika kita pakai untuk BERANI HIDUP?
Yuk kita coba berjuang, meski teramat berat dan sulit.
Bayangkan bahwa detik ini, bukan cuma kita yg menghadapi situasi seperti ini, kita gak sendiri!
Kita pasti akan bisa menemukan solusinya. Perjuangan kita selama ini tidak akan sia-sia.
0 komentar:
Posting Komentar