PATAH HATI DIAM-DIAM

"Mohon maaf, aku sudah punya wanita yang ingin aku nikahi kalau sudah siap nanti. Aku tidak pacaran...bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang aku rasakan. Buat apa dia tahu kalau aku belum siap nikah?"
Saat itu, aku bahkan tak menangis & tak juga berteriak histeris.
Aku menghela nafas, seolah melepaskan semua yang ada selama 7 tahun ini.
Aku patah hati diam-diam.
Seperti kata penulis favoritku, kak @Windyariestanty.
"Seseorang bisa saja jatuh cinta diam-diam, tetapi saya ternyata mengalami patah hati yang diam-diam itu."
Rasa sakitnya sih tetap sama, menurutku.
Hari itu, aku patah hati diam-diam.
Tak satupun aku biarkan tahu tentang aku yang patah hati, bahkan aku rasa tembok kamarpun hampir tak tahu hal itu.
Berhari-hari berlalu begitu saja, aku masih tak menangis.
Sejujurnya akupun telah siap mendengar kalimat itu dari mulutnya suatu saat nanti, dari beberapa tahun yang lalu.
Hanya saja, susah sekali memancingnya mengungkapkan hal itu. Sehingga aku harus menjatuhkan harga diriku sebagai wanita, selama berkali-kali.
Jawaban itu sudah pasti aku sudah pernah bayangkan dalam pikiranku.
Harusnya akupun telah siap mendengarnya.
Tetapi inilah manusia, pada akhirnya tetap merasakan sakit bahkan saat yg menyakiti adalah dirinya sendiri.
Aku patah hati, karena diriku sendiri.
Aku sangat ingin menangis saat itu, tetapi entah mengapa seseorang yang harga dirinya telah hilang seakan menjadi mati rasa.
Dalam mati rasaku, aku tak merasa menjadi semakin kuat.
Justru sebaliknya, ini seperti luka yang bahkan sudah tak mau menutup lagi.
Luka ini akan terus menjadi sesuatu yang mengingatkanku untuk tidak lagi mengingatnya.
Kenyataan paling menyakitkannya adalah......
Bahwa ternyata seseorang yang selama 7 tahun ini membuatmu menjadi begitu kuat, merupakan orang yang pada akhirnya membuatmu jatuh dan teramat rapuh.
Sejujurnya aku tak benar-benar berterima kasih, tak juga serius meminta maaf kepadamu hari itu.
BODO AMAT!

0 komentar:

Posting Komentar

Timeline

follow!!!